- Back to Home »
- A Moment to Remember
Posted by : MDLady
Sabtu, 25 Mei 2013
Selama ini gue melangkah itu sudah melupakan satu hal yang pening. Berkat novel Hellogoodbye -novel yang dengan tidak sengaja gue beli-, gue mengingat satu hal yang penting itu. Menikmati perjalanan.
Gue melangkah dengan tujuan pasti, yah walau gue terlihat suka bermain-main. dapat dipastikan jika memiliki tujuan gue akan jalan lurus ketujuan itu. gue terus menerus merasa tersiksa karena lupa menikmatinya. berkat novel itu gue mulai melambat dan melihat kanan serta kiri sembari menuju tujuan yang ada didepan sana.
Gue ngga bisa melupakan -hingga saat ini- kejadian yang mungkin sudah terjadi 3 atau 4 tahun yang lalu. saat itu gue masih bocah smp, dan hingga sekarang, gue udah lulus dari SMA gue. Gue belum bisa melupakannya juga. Ironis'kan? ya.
Sebenarnya gue sempat melupakannya karena kehadiran seseorang. Kita beri dia inisial apa-aja, si apa-aja ini bener-bener berfungsi (?) seperti orang yang belum bisa gue lupakan. Dia menerima seluruh keluh kesah gue, dia yang gue kira mengabaikan gue justru paling memperhatikan gue dan mengerti gue. Ya, pada awalnya gue merasa sangat senang karena si apa-aja ini benar-benar bisa membuat gue melupakan orang itu. Atau itu sekedar harapan gue? Gue juga ngga tahu.
Setelah liburan, gue dan si tuan apa-aja ini juga jarang berkomunikasi. Gue ngga punya alasan untuk nge-sms, atau ngobrol dengan dia, karena pernah ada kejadian yang menurut gue itu adalah penghianatan yang benar-benar menyakitkan. Sampai saat ini gue aja belum lupa. Itu salah satu alasan kenapa gue enggan sms dia, atau menghubungi dia duluan kecuali ada berita penting yang memang harus disampaikan.
Akibat jarangnya berkomunikasi dan fokusnya gue dengan novel gue. Kadang-kadang gue ngerasa sepi, iya, perasaan empty ganjil yang lu rasakan saat lu tuh cuman sendirian. Dan hingga saat ini gue masih merasakannya.
Karena gue fokus, novel gue selesai. karena liburan masih panjang, gue memutuskan untuk menulis kisah gue sama si orang-yang-tidak-bisa-gue-lupakan itu, gue berniat untuk membagi kisah agar gue tidak terus menerus dihantui perasaan tidak berdasar ini. Siapa yang menduga imbasnya gue justru terkenang semua kisah gue dan dia?
Si orang itu, dia kena suatu penyakit. Gue teringat saat dia bilang dia mengalami mimisan terus menerus, saat itu gue menduga dia hanya mengalami kelelahan hebat jadi menuruhnya beristirahat. Sekarang karena gue butuh untuk tahu lebih jauh, gue nge-googeling mulu, mencari dan mencari tentang penyakit itu. Gue ngga tahu kalau mereka udah sering mimisan itu udah bahaya, tingkat lanjut. Gue juga ngebaca, kalau mereka ngga dioprasi hidup hanya setahun dan jika dioprasi hidup cuman 5 tahun.
Selama ini gue menganggap remeh omongannya mengenai ingin membangun keluarga bahagia. Gue rasa saat dia ngomong begitu, dia sudah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dan gue baru sadar, betapa inginnya ia membangun keluarga namun tidak dapat mendapatkannya. Betapa menyesalnya gue saat itu menganggap remeh semua harapan, cita-cita, omongan yang ia ucapkan, padahal saat itu ia benar-benar tulus mengatakannya?
Gue pingin kembali ke masa lalu. Untuk mengabulkan semua keinginannya yang dia ucapkan ke gue. tapi mesin waktu Doraemon ngga pernah ada dilaci meja belajar gue. Satu tahun dia ngga ada kabar dan gue semakin apa ya? Feel Lost? Sad? Angry? Mad? Dissapointed? semua itu gue rasakan namun yang paling utama adalah empty. Memalukan memang tidak bisa move on selama tiga tahun. Tapi apa yang bisa gue lakukan? berbohong pada hati? walau gue melakukannya pada akhirnya luka akan kembali terbuka. Gue harap, luka ini akan kembali tertutup dan ditimbun dengan kenangan lainnya.
Iam not Regret, iam happy because i know you well. Iam waiting you, can you tell me will you be back? Or not?
Gue melangkah dengan tujuan pasti, yah walau gue terlihat suka bermain-main. dapat dipastikan jika memiliki tujuan gue akan jalan lurus ketujuan itu. gue terus menerus merasa tersiksa karena lupa menikmatinya. berkat novel itu gue mulai melambat dan melihat kanan serta kiri sembari menuju tujuan yang ada didepan sana.
Gue ngga bisa melupakan -hingga saat ini- kejadian yang mungkin sudah terjadi 3 atau 4 tahun yang lalu. saat itu gue masih bocah smp, dan hingga sekarang, gue udah lulus dari SMA gue. Gue belum bisa melupakannya juga. Ironis'kan? ya.
Sebenarnya gue sempat melupakannya karena kehadiran seseorang. Kita beri dia inisial apa-aja, si apa-aja ini bener-bener berfungsi (?) seperti orang yang belum bisa gue lupakan. Dia menerima seluruh keluh kesah gue, dia yang gue kira mengabaikan gue justru paling memperhatikan gue dan mengerti gue. Ya, pada awalnya gue merasa sangat senang karena si apa-aja ini benar-benar bisa membuat gue melupakan orang itu. Atau itu sekedar harapan gue? Gue juga ngga tahu.
Setelah liburan, gue dan si tuan apa-aja ini juga jarang berkomunikasi. Gue ngga punya alasan untuk nge-sms, atau ngobrol dengan dia, karena pernah ada kejadian yang menurut gue itu adalah penghianatan yang benar-benar menyakitkan. Sampai saat ini gue aja belum lupa. Itu salah satu alasan kenapa gue enggan sms dia, atau menghubungi dia duluan kecuali ada berita penting yang memang harus disampaikan.
Akibat jarangnya berkomunikasi dan fokusnya gue dengan novel gue. Kadang-kadang gue ngerasa sepi, iya, perasaan empty ganjil yang lu rasakan saat lu tuh cuman sendirian. Dan hingga saat ini gue masih merasakannya.
Karena gue fokus, novel gue selesai. karena liburan masih panjang, gue memutuskan untuk menulis kisah gue sama si orang-yang-tidak-bisa-gue-lupakan itu, gue berniat untuk membagi kisah agar gue tidak terus menerus dihantui perasaan tidak berdasar ini. Siapa yang menduga imbasnya gue justru terkenang semua kisah gue dan dia?
Si orang itu, dia kena suatu penyakit. Gue teringat saat dia bilang dia mengalami mimisan terus menerus, saat itu gue menduga dia hanya mengalami kelelahan hebat jadi menuruhnya beristirahat. Sekarang karena gue butuh untuk tahu lebih jauh, gue nge-googeling mulu, mencari dan mencari tentang penyakit itu. Gue ngga tahu kalau mereka udah sering mimisan itu udah bahaya, tingkat lanjut. Gue juga ngebaca, kalau mereka ngga dioprasi hidup hanya setahun dan jika dioprasi hidup cuman 5 tahun.
Selama ini gue menganggap remeh omongannya mengenai ingin membangun keluarga bahagia. Gue rasa saat dia ngomong begitu, dia sudah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dan gue baru sadar, betapa inginnya ia membangun keluarga namun tidak dapat mendapatkannya. Betapa menyesalnya gue saat itu menganggap remeh semua harapan, cita-cita, omongan yang ia ucapkan, padahal saat itu ia benar-benar tulus mengatakannya?
Gue pingin kembali ke masa lalu. Untuk mengabulkan semua keinginannya yang dia ucapkan ke gue. tapi mesin waktu Doraemon ngga pernah ada dilaci meja belajar gue. Satu tahun dia ngga ada kabar dan gue semakin apa ya? Feel Lost? Sad? Angry? Mad? Dissapointed? semua itu gue rasakan namun yang paling utama adalah empty. Memalukan memang tidak bisa move on selama tiga tahun. Tapi apa yang bisa gue lakukan? berbohong pada hati? walau gue melakukannya pada akhirnya luka akan kembali terbuka. Gue harap, luka ini akan kembali tertutup dan ditimbun dengan kenangan lainnya.
Iam not Regret, iam happy because i know you well. Iam waiting you, can you tell me will you be back? Or not?