Popular Post


widgets

Acara di kampung halaman

By : MDLady
Oke, foto dan isi pasti ga bakal nyambung but i dont care hahaha...

So, gue bakal ngebahas singkat alasan kenapa gue pergi ke kampung halaman its because saudara gue nikahan, congrats to her :)

And di hari yang bahagia itu, keluarga besar pada ngumpul termasuk yang berasal dari malaysia.

Nah dalam adat pernikahan ada namanya mapacci, karena gue juga ga terlaku yakin apa itu gue ga berani jelasin detail tapi inti yang gue tangkep dari acara itu adalah, dua orang biasanya pria-wanita dengan seorang pemandu ngejemput tamu yang terpilih untuk memberi ucapan selamat kepada mempelai wanita.

Harusnya sih pria-wanita tapi dalam kasus saudara gue itu wanita-wanita karna gue adalah salah satu orang itu, bawa lilin.

Jadi gue dibawa ke salon di dandanin dan dikasih tau tujuan dari pendampingnya adalah biar cepat nyusul si pengantin.
Hello, yang bener aja, gue akuin gue lagi banyak mikir tapi bukan gini juga kali.
Tapi walau pikiran gue sinis, sejujurnya gue juga rada penasaran, kenapa bisa dibilang gitu? Dan gue sadar alasannya kemudian...

Jadi gue mondar-mandir di depan seluruh tamu yang dari gue kenal sampe ngga, dari yang nyiulin gue sampe ngeliatin gue straight-tanpa-takut-kegep-and-its-make-me-melting, dan dari yang well, foto-foto gue, yah, intinya itulah alasan kenapa orang bilang biar cepet nyusul;karna lo mondar-mandir.

Sometimes

By : MDLady
Pernah ga sih waktu lagi ngumpul bareng temen, ketawa-ketawa bareng terus tiba-tiba lo diem dan mikir, berapa tahun lagi, berapa lama lagi saat seperti ini bakal bertahan?
Kira-kira nanti bakal jadi apa?
Apakah si A jadi penyiar?
B jadi mentri?
C nikah?

Pernah kepikiran ga, ntar sepuluh tahun lagi, pas ngumpul-ngumpul kita bakal bawa keluarga masing-mading atau mungkin our child?
Atau si A tetap lajang?

Akhir-akhir ini ngeliat orang yang lagi sibuk pedekate ngebuat gue iri, yup, ngga jauh-jauh, sebagai anak bugsu, ibu gue lagi mengutamakan mengenalkan segala macam jenis orang ke mba gue.
Tentu saja akibatnya adalah gue yang gigit jari ngeliat handphone mba gue rame, tiap kali gue minta kenalan ke mba gue jawaban ibu gue satu "mba aja belum beres masa kamu duluan?" At first it was fine to me but sometimes it was'nt.

Gue dengan segala macam kegalauan gue;sekalinya sama-sama suka ibu ga setuju, sekalinya gue suka eh dianya biasa aja, pergi ke kampung halaman gue.

Saudara gue nikah dan gue turur bahagia but ditengah semua kebahagiaan itu gue ngerasa sendiri.

Tapi setelah gue pikir secara lebih matang, terkadang lebih baik sendiri daripada bersama seseorang karna terpaksa, lebih baik sendiri daripada orang yang kita suka ternyata perduli sama orang lain, dan tentu saja lebih baik sendiri untuk mendapatkan orang yang terbaik.

Waktu gue on-the-way ke solo, gue ngerasa campur aduk ngeliat ibu dan bapak gue gengaman tangan, mereka ga banyak bicara tapi tangan mereka yang terjalin udah mengatakan segalanya.

Dan berkat gengaman tangan itu gue mikir, dia, entah siapa mungkin lagi sama merananya sama gue, lagi mikir dan nunggu kapan atau dimana kita akan bertemu, tapi saat kita ketemu nanti gue yakin semua penantian , rasa sepi, sedih, pasti akan terbalas, pasti akan sempurna.

Sebenarnya adalah hal yang sepele

By : MDLady
Sesuai dengan judulnya, sebenarnya ini hanyalah satu dari sekian banyak kisah sepele gue yang lain.

Kisah kali ini adalah mengenai hal sepele yang bisa bikin gue bangga, sedih dan malu. Mungkin pada bingung apa hal yang bisa bikin bangga tetapi juga sedih dan malu? Itu adalah salah satu hal yang mungkin berada diluar bayangkan kalian, plat nomor motor.

Plat nomor motor, berisi empat angka dengan tiga huruf dibelakangnya kenapa bisa bikin malu? Ya, mungkin buat kalian-kalian yang punya motor ngga bakal memperhatikan hal sepele ini tetapi gue pribadi memperhatikannya. Back to the problem...

Kenapa bisa malu? Karena jarang sekali ada orang yang tidak memperhatikan plat nomor gue tanpa tertawa, satu dari sepuluh orang pasti akan memberikan reaksi mereka yang rata-rata sama seperti tertawa, menahan tawa dan terkejut, karena apa? karena tiga huruf dibelakang plat nomor gue adalah t-a-y dengan huruf kapital.

Yap, tay, plat nomor itu jarang sekali tidak diperhatikan. Contohnya saat sedang berada dilampu merah, kadang-kadang orang yang berada di dalam angkot didepan motor gue akan menatap kebelakang, mereka akan menatap gue lalu mata mereka turun lama di plat nomor gue dan kalau ngga ngdengus geli, mereka bakal ngerutin kening atau tertawa sambil buang muka, itu mending. Gue pernah diketawain satu mobil bak terbuka yang berisi bocah-bocah karena salah satu dari mereka sadar akan plat nomor gue, hiks.

Tetapi selain jadi bahan lawakan, ada beberapa hal yang bikin gue bangga dengan motor ini. Contohnya saat parkiran penuh dan si mas-mas parkiran nanya, motornya yang mana? gue dengan gampang tinggal ngomong 'yang belakangnya tay' dan dengan keajaiban, dia langsung menghampiri motor gue seakan-akan dia telah membooking itu motor sedari awal gue memasuki parkiran. Gue juga bangga karena satpam kampus gue jadi ramah-ngeledek sama gue karena plat nomor gue ini, dengan kata lain, mereka paling mengenal gue -rasanya-

Dengan kata lain, dengan plat nomor gue yang 'unik' ini, gue jauh lebih gampang dikenal dan diingat daripada yang lainnya, tentu saja hal ini membuat gue bangga setengah mati walaupun terkadang ada setitik rasa malu saat menyadari alasan mereka mengenal gue. But, apa yang membuat kamu berbeda itu adalah yang membuat orang tertarik'kan? jadi gue rasa itu hal yang spesial karena gue dapat dibedakan dengan orang lain tanpa bersusah payah.

Past Future

By : MDLady
It's about someone...

Sometimes, masa lalu memang seharusnya dibiarkan menjadi masa lalu bukannya ditarik menjadi masa sekarang ataupun masa depan.

Zaman dahulu gue pernah menyia-nyiakan perasaan seseorang, bisa dibilang zaman itu adalah zaman gue sangat 'black' dan gue harap gue ga perlu ngebuka-buka itu zaman lagi, walaupun, saat gue memalingkan kepala memandang ke belakang zaman itu terus menghantui gue dan membuat gue ngga habis pikir 'Astaga, itu beneran gue?'
Saat itu bahkan dia langsung menghilang begitu saja dari hidup gue dan gue ngga punya hak bahkan untuk sekedar menahan dia agar dia mau jadi temen gue. Gue sangat kejam saat itu.

Dan saat emosi gue jauh lebih terkendali, gue udah menutup itu zaman 'black', melangkah maju dengan serius. Tiba-tiba dia ngechat gue, itu hanyalah chatan sederhana, benar-benar sederhana tetapi entah kenapa ngebuat gue seneng banget.
Jujur aja gue ngga nyangka dia bakal mau ngomong lagi sama gue, bahkan gue pikir dia udah ngeblacklist gue dari daftar teman dia. Ternyata gue salah besar menilai dia dan karena gue udah salah menilai dia, gue berjanji gue ngga bakal menyia-nyiakannya lagi entah sebagai teman ataupun lebih dari teman.

Ternyata perasaan sederhana gue ini juga bukan perasaan sebagai teman, gue menyadarinya secepat gue sadar kalau gue butuh makan setiap hari. Gue ngga berharap lebih, benar-benar ngga berharap lebih dan justru ingin agar perasaan ini lekas pergi tetapi itu semua berubah saat gue menuju kampusnya untuk mengikuti sebuah seminar.

Seminar itu diadakan disebuah gedung dan seperti ftv, gue ngeliat dia lagi turun tangga dan cuman bisa lost-of-word. Otak gue yang dari pentium nurun jadi honeywell berusaha mikir keras, berusaha menerima fakta yang berada didepan mata dan bukannya menyangkal apa yang sedang dilihat. Itu dia, utuh dan hidup, nyata, bisa disentuh sampe ditonjok.
Gue memanfaatkan kesempatan dia-ga-kenal-gue dengan pura-pura ngobrol sama temen-temen gue yang lagi ngobrol sama teman-teman mereka. Mata gue ngelirik dia yang berbincang, bertukar sapa sama teman-temannya dan saat dia noleh ke arah gue, seperti ftv, gue buang muka. Selama gue ngelirik hingga buang muka, otak gue berpikir keras 'Apa yang harus gue lakukan?'
Ada beberapa tindakan yang bisa gue lakukan:
1. Negur
2. Pura-pura ngga kenal
3. Pura-pura ngga lihat
4. Pura-pura nyasar.
Diantara semua pilihan dan ingin memanfaatkan kesempatan yang ada, gue milih nomor 1. Itu juga ngga masuk kategori negor karena dia muter didepan gue dan mau gamau gue sama dia saling lihat-lihatan dan dor.

Gue yang ngga terbiasa dengan situasi diluar kendali cuman bisa bengong dan akhirnya ikut seminar. Dua jam gue dan teman gue keluar dan dia ada disana, saat itu pas sekali temannya dia manggil gue dan dia yang ngambil apa yang diberi sama temannya itu. Itu mungkin momen paling canggung/aneh/lost-of-word buat gue yang emang ngga terbiasa lagi sama cowok karna suatu masalah. Dan akhirnya setelah nerima barang itu dari dia, gue dan temen gue pergi dari sana seakan-akan gue seekor kucing dengan buntut kebakar.

Gue yang udah tau kalau ada feeling sama dia dan justru ketemu dia disaat gue harus menghindari dia dan juga chat-chatan sama dia, dengan sedikit keajaiban bisa jadian lagi sama dia. Saat itu gue janji dengan diri gue akan serius sama dia.

Selama gue jadian sama dia, gue ngerasa resah, gue takut gue berlebihan dan terutama gue takut dia jadian sama gue karena ada niat terselubung. Sebut saja gue paranoid karena gue terlalu banyak pengalaman pahit yang ngebuat gue jadi kayak gini.
Ditambah tugas dan jadwal yang emang ngga cocok, keparnoan gue meningkat dan gue ngga heran pada akhirnya saat kita kembali putus.

Saat itu harusnya gue bisa menahan, harusnya bertanya 'kenapa?' atau segalanya. Tetapi pikiran gue kosong karena beberapa alasan:
1. gue bangun kesiangan dihari bapak gue menuju meja oprasi.
2. ngeliat pesan ibu yang nanya udah dijalan atau belum
Gue kalang kabut, pikiran gue cuman terfokus: ketemu-bapak-gue-sekarang. Jadi dengan jawaban seadanya gue buru-buru mandi dan berangkat ke rs.

Hingga oprasi selesai dan sukses, gue masih ngga nyadar apa arti 'putus' bagi gue. Dan saat gue udah lega lalu disuruh pergi beli makan di mall deket rs, gue baru sadar apa arti satu patah kata itu buat gue.
Gue gagal, gue serius dan gue gagal, gue ngga berusaha mempertahankan hubungan disaat gue ada kesempatan, gue memilih mundur daripada merasa sakit hati, dan gue ngerasa jadi pengecut padahal gue ada rasa sama dia. Stupid.
Bahkan mba-mba yang minta identitas gue sampe shock karena gue bilang gue lahir tahun 1945. Satu hal, gue ngga mau ngerasa kosong untuk yang kedua kalinya dan ternyata justru gue merasakan perasaan itu lagi. Jatuh dilubang yang sama.

Sekarang setelah gue dapat berpikir secara rasional, dengan kepala dingin dengan iming-iming liburan, mungkin gue emang salah lagi untuk kesekian kalinya. Mungkin masa lalu memang tidak seharusnya dibawa ke masa sekarang ataupun masa depan. Mungkin memang dari awal gue ngga boleh ngembangin perasaan ini.

Tetapi gue selalu megang prinsip, tidak akan menyesali apapun yang terjadi karena itulah yang membuat diri gue yang sekarang seperti ini. Hahaha

New Years Man

By : MDLady
Tahun lalu malam tahun baru 2013, gue dikenalin sama seseorang. Bukan berarti gue semiris itu sehingga minta dikenal-kenalin, hanya saja gue penasaran dan gue pingin menjalin pertemanan sama siapapun juga.
Tahun itu gue dapat kenalan dua orang,lebih tepatnya orang itu ngenalin gue ke temannya, chat-chatan kita sederhana hanya sepintas lagi apa, udah makan dll tapi gue menikmatinya.

Saat kembang apipun kita masih chattingan dan akhirnya chat-chatan itu berakhit keesokan harinya karena dia kembali ke sekolahnya. bisa dibilang itu malam tahun baru yang cukup terkesan karena disitu gue sharing apa yang gue lakukan secara detail ke dia.

Dari cara dia bales chatan gue, gue duga dia orangnya kaku, tipe yang yah, andai itu diri dia apa adanya maka yaa mungkin ngga terbiasa tiba-tiba dapet kenalan orang yang bahkan belum pernah dia lihat batang hidungnya. Dan dengan sikap gue yang emang apa adanya, blak-blakan dan banyak omong, bawel dkk, rasanya suasana chatannya ngga kaku-kaku amat.

Itu adalah awal januari yang cerah, lanjut ke februari dimana penasaran lalu maret dan menuju july dimana dia seharusnya mendapat cutinya lagi.

Saat itu, gue yang penasaran, merasa heran karena benar-benar berbulan-bulan dia ngga kelihatan sama sekali di update'an gue mencari jejaring sosialnya dia. Ngga susah karena cewek yang penasaran, astaga, kemampuannya bisa-bisa melebihin agen FBI kali. Guepun ngebuka jejaring sosialnya dia dan shock saat ngeliat dia sempat beberapa kali update disana.
Gue yang saat itu tingkat emosinya masih ababil dan terlibat perasaan yang bahkan sampe sekarang gue pikir oh-sangat-tidak-masuk-akal memutuskan untuk ngedelcont dia. Gue jahat, iya gue tahu, gue bodoh, yup. Nyesel? Iya.

Sekarang adalah akhir Desember 2013 dan hari-hari menjelang tahun baru ngebuat gue inget sama dia. Lucu, terkadang manusia akan teringat pada seseorang tetapi bukan karena dia masih memiliki perasaan yang tertinggal tetapi merindukan momen tersebut. Mungkin itulah kata-kata yang pas gue jabarkan untuk keberadaan dia.
Akan semakin lucu jika rutinitas ngobrolnya cuman setiap malam tahun baru, kalau kayak gitu julukan yang gue beri ke dia sangatlah pas 'New Years Man' atau 'Pemuda Tahun Baru'


The Mortal Instument: City of Bones

By : MDLady
Gue pingin cerita asal mula gue tahu film atau novel amazing seri The Mortal Instrument karya Cassandra Clare. Gue bilang seri karena novelnya berseri, City of Bones, City of Ashes, City of Glass, City of Fallen Angel, and City of Lost Soul. City of Heavenly Fire is coming soon in 2014. Selain seri Mortal Instrument, si penulis juga punya novel berseri lainnya yang ngga kalah seru and berhubungan serinya adalah Infernal Devices, gue nyebutnya clockwork. Sejauh ini ada dua, Clockwork Angel sama Clockwork Prince, seri ke-3nya Clockwork Princess udah ada dan itu versi english. Yup, gue membelinya dan belum menyentuhnya karena gue masih setengah jalan baca seri ke-2nya si Clockwork Prince.

Back to how did i know City of Bones. Gue waktu itu mau nonton iron man 3, antara bulan Juni atau Juli gitu gue lupa. Saat gue memasuki teater ternyata lagi ada trailer. Jujur aja, gue itu tipe orang yang jarang ngomong seseorang itu cantik, manis, dll. Pokoknya orang yang gue puji cantik itu bisa dihitung make jari. Trailer itu baru mulai dan disitu ada cewek cantik banget punya rambut merah, gue memang suka rambut merah tapi selain karena rambutnya, gue juga suka sama dia, cantik aja gitu. Trailer berlanjut dan ada seorang pemuda yang mukanya sangat serius, gue bingung dia ngomong make bahasa inggris tapi aksennya british. Judulnya juga ditampilin ngga kalah cepat bikin gue ngerut. Gue sampe nyenggol-nyenggol temen gue dan dia bahkan cuman terpesona sama si cewek aja sama kayak gue.

Gue kalau udah berambisi, susah untuk lupa atau dibelokkan. Sesudah menikmati iron man 3 dan terus mengingat cewek berambut merah, gue ngegoogling. Gue inget filmnya ditayangin 2013 bulan agustus atau juli, jadi gue searchlah movie itu. Banyak yang gue dapetin, ada star trek into darkness, after earth, man in steel, dan judul-judul lainnya. Gue ngebuka satu demi satu dan akhirnya dapet judulnya, The Mortal Instrument: City of Bones.

Kebetulan saat itu gue lagi sering-seringnya bolak-balik rs dan senen. Gue inget bapak komik langganan gue disana pernah nyaranin gue soal novel ke-5nya. Yup, si City of Lost Soul. Gue langsung sms dia dan bilang gue booked itu novel dan meminta dia mencari seluruh 4 seri lainnya, gue juga langsung booked seri clockworknya dan dikirim keesokan harinya dengan City of Fallen Angel.

Gue orangnya ngga bisa baca dari pertengahan, harus dari seri pertama dan saat itu seri pertama sudah tidak ada di toko buku yang berada di dekat rumah. Jadi gue keliling-keliling, dari gue nyari di Depok, Cijantung, Cibubur sampe ke Matraman dan akhirnya gue dapetin itu buku, kabar baiknya juga City of Ashes bapak komik gue dapet, oke, gue tau, dia memang canggih, proud of him. Sambil baca novel pertama gue mikir, buku ke-3nya mana?
Gue tau buku-bukunya memang setebel twilight or harry potter yang semakin kesini semakin tebal, tapi dengan kemampuan baca dan liburan yang tidak kunjung usai. Dalam waktu dua hari lebih, novel pertama kelar dan gue pindah ke clockwork angel yang memerlukan waktu seminggu untuk mengkelarkannya. Guepun berburu novel ke-3 dan jauh lebih putus asa daripada yang pertama karena dimana-mana, Dimana-mana! bener-bener ngga ada.

Gue nyari buku ke-3 ini, dari TMbooks sampe Gramedia, Karisma sampe Gunung Agung, semuanya ngga ada. Great. Namun suatu hari, gue meminta mba gue untuk ke satu tempat yang lupa gue jamah, gunung agung di margo city depok and Voila, ada satu tapi kebuka. Gue ga masalah mau kebuka atau kesampul rapi asalkan jangan rusak atau robek and kedua hal itu tidak tercantum dalam novel yang kebuka ini. Tanpa menunda apapun, gue meminta mba gue membawakannya untuk gue. hohoho

Akhirnya disitu gue kembali mengoogling filmnya lagi dan mengetahui bahwa aktor cantik yang kini menjadi favorite gue namanya adalah Lily Collins, dia memainkan tokoh utama namanya Clary dan cowoknya, mantan pacarnya namanya Jamie Campbell Bower, dia main sebagai Jace tokoh utama cowok. Berdua gue rasa memang serasi, Lily yang sedikit feminins kini menjadi sedikit rocker and i really like it. Sedangkan Jamie? I don't have any word to say, ah, perfect.

Dan akhirnya sekarang gue menjadi salah satu penggemar Lily Jamie and Cassandra Clare. Semua bermula dari hanya seorang gadis cantik berambut merah. It's so amazing or stupid? I really don't know but iam happy with it.

NB: baru-baru ini gue nanya ke Lily Collins and she's answer my question! :)

The Things i do or not

By : MDLady
Vsv, cerita yang gue ketik hangus karena gue ngirim ke penerbit yang ngga ngerespon, tapi gue anggap itu ga masalah karena gue masih punya segudang cerita tentang fantasy juga. Rasanya gue terlalu terobsesi untuk menjadi penulis genre romance fantasy. Memang cerita yang lagi -mau- gue bikin ini masih berhubungan dengan vampire dan penyihir, tapi gue buat berbeda gue buat kembar dan settingnya masih ngga berubah di pegunungan. Gue buat nama tempatnya 'New Oah' dan sedang mencari ide lagi untuk mengganti nama tempat itu.

Gue juga ngirim sebuah cerita di kompetinsi nulis novel, gue bikin tentang orang lupa ingatan sama psikiaternya, setelah gue reka-reka rasanya mustahil untuk menang karena menurut gue sendiri ceritanya sekarang memalukan dan sedikit ga penting, pokoknya menurut gue itu cerita dapet label 'ga banget'. Gue harusnya bangga bisa nulis tapi setiap gue habis nulis, gue ngerasa malu dan akhirnya ngata-ngatain karya gue sendiri. #pelukhangatbuatsemuakaraktergue.

Gue tergila-gila sama sebuah trailer film yang gue liat saat nonton Iron Man 3 dibioskop, semenjak gue ngeliat trailer film itu gue ga pernah lupa, bisa dibilang itu bener-bener saat pertama gue terpesona sama film, gue masih inget rasanya, debaran jantung, muka seneng, pokoknya perasaan 'itu dia'. Gue langsung ngeggogle nyari itu film, gue inget dia coming soon. Setelah gue cari-cari ternyata film itu berjudul 'City of Bones'

Dari dulu, setiap gue ngeliat novel, gue selalu terpikat sama buku itu. Covernya unik, dan rasanya terus menerus memanggil gue untuk membelinya, sayang sekali uang tidak menghendaki jadinya setiap gue pegang pasti selalu gue taruh. Akhirnya saat gue tau tentang itu film coming soon, gue langsung ngebeli itu buku. Lima seri Mortal Instrument dan 3 seri The Infernal Devices (clockwork), satunya bahasa inggris gue beli belum lama.

Gue jadi suka sama dua aktor yang main itu film, Clary and Jace, Lily and Jamie. Betapa senangnya gue saat keduanya ternyata pacaran sudah sejak setahun yang lalu, iya, mereka fallin in love in set. Ngga lama setelah gue tau mereka jadian, Jamie kepergok foto sama cewek lain dan reaksi Lily bikin gue kagum. Keduanya tetap enjoy dan hari ini keduanya putus. Kejadian ini bukan yang pertama buat gue. Gue mengetahui pasangan Robert and Kristen lalu mereka putus ga lama setelah gue tau, Iron Man yang gue suka dan baru-baru ini menjadi antusias pemainnya udahan. Transformer gue baru fallin in love, mereka juga ganti pemain. Gue suka Yesung Sj dia ikut wamil.

Gue ngga ngerti ini karena gue telat atau karena kebetulan semata, semua hal yang gue suka selalu berakhir buruk. Bad Ending.

Rasanya emosi gue campur aduk, gue tahu rasanya ngga wajar marah, kesal, kecewa karena yang putus itu bukan gue, melainkan artis favorite gue. Gue juga ngga berhak marah kalau pemain-pemain film favorite gue juga capek dan minta berhenti. Gue tahu. Tapi gue tetap kesal dan rasanya saat ini gue siap membuat kolam ikan rumah gue jadi kolam ikan rebus *andai emosi gue bisa berubah menjadi api.

Gue harap Jamie dan Lily balikan lagi, setidaknya itu bakal menghibur gue, sedikit.

- Copyright © Iam MDLovers - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -