Popular Post


widgets
Posted by : MDLady Senin, 14 Mei 2012

Oke, dimulai dari napsu membara gw untuk menerbitkan atau mengirim sebuah naskah novel berjumlah paling minimal 70 halaman HVS A4. Dimulailah kisah penggalauan ini

Gw biasa menulis cerita hanya sebatas 35 lembar, jelas gw kurang separoh. Gwpun bertapa dan bertapa sebulan 30 hari gw terus mencari inspirasi dimanapun! disekolah, rumah bahkan saat gw memejamkan mata gw mencoba berkhayal mencari ide yang langka, fantastis dan belum pernah dipublishkanataupun terpikirkan oleh seorang penulis sekalipun! Tiba-tiba gw membuka mata dengan semangat dan menyadari bahwa gw belum makan. Sebulan itu gw gagal mencari insprasi untuk sebuah novel.

Gw pantang menyerah, gw mulai berkelana di mbah google, mencari dan terus mencari ide dari pagi hingga malam dari malam hingga pagi. Dan akhirnya gw mendapat suatu pencerahan, yaitu dari software Jepang bernama Vocaloid. bukan, cerita gw bukan tentang maniak penggila software, gw mendapat ide dari video clipnya Megurine Luka salah satu software Vocaloid. Video berdurasi 3 menit kurang berjudul Akahitoha atau a single red leaf bahasa gaulnya daun kering. gw mendapat berkah, gw mendapat inspirasi dan jari ini siap menari namun gw kembali diam. kenapa? gw bingung satu bab dalam cerita itu berapa lembar sodara-sodara! menurut guru ilmu sesat bahasa yang baik dan benar yaitu Ibu ku tercinta. satu bab dalam novel adalah 10 lembar dalam HVS. gw dengan hebatnya percaya.

Gw mulai mengetik dan mengetik, gw ngerasa ini cerita semakin hari semakin nyata, hidup dan gw menaruh harapan besar dalam cerita ini. menginjak halaman 70, gw menyadari satu hal. mana ada dalam novel berhalaman 70 ini hanya ada 7 bab saja? gw mikir, kucing gw juga mikir (miyeng setia menemani disisi gw). dan gw merasa aneh, gw pikir lagi dan lagi. seminggu gw bertapa dan gw memutuskan untuk menghentikan cerita Akahitoha atau si daun kering karna gw males untuk mengeditnya sendiri.

Gw sudah kehilangan semangat dalam bidang tulis menulis maupun menggambar karna merasa kecewa dengan karangan gw sendiri. kenapa saat itu gw ga mikir kalau Masamune itu ganteng? oke bukan itu, kenapa gw ga mikir dari awal kalau satu bab 10 halaman maka 70 halaman hanya 7 bab? gw kehilangan minat hingga sebuah pencerahan kembali muncul. mengenai keabadian, dan jari mulai menari kembali

Dari satu kata keabadian, gw mengetik mengenai kisah guru dan murid. gw ngerasa cerita ini aneh dan ngga mungkin ada dikehidupan nyata. nyatanya, gw salah. Ternyata dalam kehidupan nyata ini ada, maka cerita ini bukan kategori fiksi, tapi non fiksi. gw bangga dengan ide brilian gw, pada awalnya.

Setelah menulis 30 halaman lebih, gw membaca mengenai cara pengiriman yang baik dan benar. Iseng gw membaca keterangan dihalaman terakhir sebuah novel. disana tertera:

"Tata cara pengiriman, sertai biodata, kelebihan naskah, dan sinopsis"

Biodata: hal kecil
Sinopsis: hal sedang
Kelebihan naskah: hal besar

Kelebihan naskah? kelebihan naskah? Maksud lo? gw harus menulis kelebihan naskah gw gitu? kelebihan naskah gw apa? kisah nyata? bahwa guru dan murid bukan hanya kisah fiksi belaka? gw stuck disitu. apa perlu gw cantumkan:

"Kisah ini adalah kisah nyata, bila ada nama atau orang yang bersangkutan benar-benar tersangkut. jangan salahkan pihak yang berwajib. salam damai, Indonesia"

itu sangat nggak mungkin sekali sodara-sodara! bisa-bisa naskah gw dikatakan telah melanggar tata tertib sekolah! gw galau, gw bingung antara melanjutkan atau kembali mendiamkannya seperti Akahitoha. namun satu hal yang gw tahu, bahwa kisah gw belum tertera dalam novel manapun *ketawa bangga*

thank you.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iam MDLovers - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -