Popular Post


widgets

Archive for Desember 2013

Sebenarnya adalah hal yang sepele

By : MDLady
Sesuai dengan judulnya, sebenarnya ini hanyalah satu dari sekian banyak kisah sepele gue yang lain.

Kisah kali ini adalah mengenai hal sepele yang bisa bikin gue bangga, sedih dan malu. Mungkin pada bingung apa hal yang bisa bikin bangga tetapi juga sedih dan malu? Itu adalah salah satu hal yang mungkin berada diluar bayangkan kalian, plat nomor motor.

Plat nomor motor, berisi empat angka dengan tiga huruf dibelakangnya kenapa bisa bikin malu? Ya, mungkin buat kalian-kalian yang punya motor ngga bakal memperhatikan hal sepele ini tetapi gue pribadi memperhatikannya. Back to the problem...

Kenapa bisa malu? Karena jarang sekali ada orang yang tidak memperhatikan plat nomor gue tanpa tertawa, satu dari sepuluh orang pasti akan memberikan reaksi mereka yang rata-rata sama seperti tertawa, menahan tawa dan terkejut, karena apa? karena tiga huruf dibelakang plat nomor gue adalah t-a-y dengan huruf kapital.

Yap, tay, plat nomor itu jarang sekali tidak diperhatikan. Contohnya saat sedang berada dilampu merah, kadang-kadang orang yang berada di dalam angkot didepan motor gue akan menatap kebelakang, mereka akan menatap gue lalu mata mereka turun lama di plat nomor gue dan kalau ngga ngdengus geli, mereka bakal ngerutin kening atau tertawa sambil buang muka, itu mending. Gue pernah diketawain satu mobil bak terbuka yang berisi bocah-bocah karena salah satu dari mereka sadar akan plat nomor gue, hiks.

Tetapi selain jadi bahan lawakan, ada beberapa hal yang bikin gue bangga dengan motor ini. Contohnya saat parkiran penuh dan si mas-mas parkiran nanya, motornya yang mana? gue dengan gampang tinggal ngomong 'yang belakangnya tay' dan dengan keajaiban, dia langsung menghampiri motor gue seakan-akan dia telah membooking itu motor sedari awal gue memasuki parkiran. Gue juga bangga karena satpam kampus gue jadi ramah-ngeledek sama gue karena plat nomor gue ini, dengan kata lain, mereka paling mengenal gue -rasanya-

Dengan kata lain, dengan plat nomor gue yang 'unik' ini, gue jauh lebih gampang dikenal dan diingat daripada yang lainnya, tentu saja hal ini membuat gue bangga setengah mati walaupun terkadang ada setitik rasa malu saat menyadari alasan mereka mengenal gue. But, apa yang membuat kamu berbeda itu adalah yang membuat orang tertarik'kan? jadi gue rasa itu hal yang spesial karena gue dapat dibedakan dengan orang lain tanpa bersusah payah.

Past Future

By : MDLady
It's about someone...

Sometimes, masa lalu memang seharusnya dibiarkan menjadi masa lalu bukannya ditarik menjadi masa sekarang ataupun masa depan.

Zaman dahulu gue pernah menyia-nyiakan perasaan seseorang, bisa dibilang zaman itu adalah zaman gue sangat 'black' dan gue harap gue ga perlu ngebuka-buka itu zaman lagi, walaupun, saat gue memalingkan kepala memandang ke belakang zaman itu terus menghantui gue dan membuat gue ngga habis pikir 'Astaga, itu beneran gue?'
Saat itu bahkan dia langsung menghilang begitu saja dari hidup gue dan gue ngga punya hak bahkan untuk sekedar menahan dia agar dia mau jadi temen gue. Gue sangat kejam saat itu.

Dan saat emosi gue jauh lebih terkendali, gue udah menutup itu zaman 'black', melangkah maju dengan serius. Tiba-tiba dia ngechat gue, itu hanyalah chatan sederhana, benar-benar sederhana tetapi entah kenapa ngebuat gue seneng banget.
Jujur aja gue ngga nyangka dia bakal mau ngomong lagi sama gue, bahkan gue pikir dia udah ngeblacklist gue dari daftar teman dia. Ternyata gue salah besar menilai dia dan karena gue udah salah menilai dia, gue berjanji gue ngga bakal menyia-nyiakannya lagi entah sebagai teman ataupun lebih dari teman.

Ternyata perasaan sederhana gue ini juga bukan perasaan sebagai teman, gue menyadarinya secepat gue sadar kalau gue butuh makan setiap hari. Gue ngga berharap lebih, benar-benar ngga berharap lebih dan justru ingin agar perasaan ini lekas pergi tetapi itu semua berubah saat gue menuju kampusnya untuk mengikuti sebuah seminar.

Seminar itu diadakan disebuah gedung dan seperti ftv, gue ngeliat dia lagi turun tangga dan cuman bisa lost-of-word. Otak gue yang dari pentium nurun jadi honeywell berusaha mikir keras, berusaha menerima fakta yang berada didepan mata dan bukannya menyangkal apa yang sedang dilihat. Itu dia, utuh dan hidup, nyata, bisa disentuh sampe ditonjok.
Gue memanfaatkan kesempatan dia-ga-kenal-gue dengan pura-pura ngobrol sama temen-temen gue yang lagi ngobrol sama teman-teman mereka. Mata gue ngelirik dia yang berbincang, bertukar sapa sama teman-temannya dan saat dia noleh ke arah gue, seperti ftv, gue buang muka. Selama gue ngelirik hingga buang muka, otak gue berpikir keras 'Apa yang harus gue lakukan?'
Ada beberapa tindakan yang bisa gue lakukan:
1. Negur
2. Pura-pura ngga kenal
3. Pura-pura ngga lihat
4. Pura-pura nyasar.
Diantara semua pilihan dan ingin memanfaatkan kesempatan yang ada, gue milih nomor 1. Itu juga ngga masuk kategori negor karena dia muter didepan gue dan mau gamau gue sama dia saling lihat-lihatan dan dor.

Gue yang ngga terbiasa dengan situasi diluar kendali cuman bisa bengong dan akhirnya ikut seminar. Dua jam gue dan teman gue keluar dan dia ada disana, saat itu pas sekali temannya dia manggil gue dan dia yang ngambil apa yang diberi sama temannya itu. Itu mungkin momen paling canggung/aneh/lost-of-word buat gue yang emang ngga terbiasa lagi sama cowok karna suatu masalah. Dan akhirnya setelah nerima barang itu dari dia, gue dan temen gue pergi dari sana seakan-akan gue seekor kucing dengan buntut kebakar.

Gue yang udah tau kalau ada feeling sama dia dan justru ketemu dia disaat gue harus menghindari dia dan juga chat-chatan sama dia, dengan sedikit keajaiban bisa jadian lagi sama dia. Saat itu gue janji dengan diri gue akan serius sama dia.

Selama gue jadian sama dia, gue ngerasa resah, gue takut gue berlebihan dan terutama gue takut dia jadian sama gue karena ada niat terselubung. Sebut saja gue paranoid karena gue terlalu banyak pengalaman pahit yang ngebuat gue jadi kayak gini.
Ditambah tugas dan jadwal yang emang ngga cocok, keparnoan gue meningkat dan gue ngga heran pada akhirnya saat kita kembali putus.

Saat itu harusnya gue bisa menahan, harusnya bertanya 'kenapa?' atau segalanya. Tetapi pikiran gue kosong karena beberapa alasan:
1. gue bangun kesiangan dihari bapak gue menuju meja oprasi.
2. ngeliat pesan ibu yang nanya udah dijalan atau belum
Gue kalang kabut, pikiran gue cuman terfokus: ketemu-bapak-gue-sekarang. Jadi dengan jawaban seadanya gue buru-buru mandi dan berangkat ke rs.

Hingga oprasi selesai dan sukses, gue masih ngga nyadar apa arti 'putus' bagi gue. Dan saat gue udah lega lalu disuruh pergi beli makan di mall deket rs, gue baru sadar apa arti satu patah kata itu buat gue.
Gue gagal, gue serius dan gue gagal, gue ngga berusaha mempertahankan hubungan disaat gue ada kesempatan, gue memilih mundur daripada merasa sakit hati, dan gue ngerasa jadi pengecut padahal gue ada rasa sama dia. Stupid.
Bahkan mba-mba yang minta identitas gue sampe shock karena gue bilang gue lahir tahun 1945. Satu hal, gue ngga mau ngerasa kosong untuk yang kedua kalinya dan ternyata justru gue merasakan perasaan itu lagi. Jatuh dilubang yang sama.

Sekarang setelah gue dapat berpikir secara rasional, dengan kepala dingin dengan iming-iming liburan, mungkin gue emang salah lagi untuk kesekian kalinya. Mungkin masa lalu memang tidak seharusnya dibawa ke masa sekarang ataupun masa depan. Mungkin memang dari awal gue ngga boleh ngembangin perasaan ini.

Tetapi gue selalu megang prinsip, tidak akan menyesali apapun yang terjadi karena itulah yang membuat diri gue yang sekarang seperti ini. Hahaha

New Years Man

By : MDLady
Tahun lalu malam tahun baru 2013, gue dikenalin sama seseorang. Bukan berarti gue semiris itu sehingga minta dikenal-kenalin, hanya saja gue penasaran dan gue pingin menjalin pertemanan sama siapapun juga.
Tahun itu gue dapat kenalan dua orang,lebih tepatnya orang itu ngenalin gue ke temannya, chat-chatan kita sederhana hanya sepintas lagi apa, udah makan dll tapi gue menikmatinya.

Saat kembang apipun kita masih chattingan dan akhirnya chat-chatan itu berakhit keesokan harinya karena dia kembali ke sekolahnya. bisa dibilang itu malam tahun baru yang cukup terkesan karena disitu gue sharing apa yang gue lakukan secara detail ke dia.

Dari cara dia bales chatan gue, gue duga dia orangnya kaku, tipe yang yah, andai itu diri dia apa adanya maka yaa mungkin ngga terbiasa tiba-tiba dapet kenalan orang yang bahkan belum pernah dia lihat batang hidungnya. Dan dengan sikap gue yang emang apa adanya, blak-blakan dan banyak omong, bawel dkk, rasanya suasana chatannya ngga kaku-kaku amat.

Itu adalah awal januari yang cerah, lanjut ke februari dimana penasaran lalu maret dan menuju july dimana dia seharusnya mendapat cutinya lagi.

Saat itu, gue yang penasaran, merasa heran karena benar-benar berbulan-bulan dia ngga kelihatan sama sekali di update'an gue mencari jejaring sosialnya dia. Ngga susah karena cewek yang penasaran, astaga, kemampuannya bisa-bisa melebihin agen FBI kali. Guepun ngebuka jejaring sosialnya dia dan shock saat ngeliat dia sempat beberapa kali update disana.
Gue yang saat itu tingkat emosinya masih ababil dan terlibat perasaan yang bahkan sampe sekarang gue pikir oh-sangat-tidak-masuk-akal memutuskan untuk ngedelcont dia. Gue jahat, iya gue tahu, gue bodoh, yup. Nyesel? Iya.

Sekarang adalah akhir Desember 2013 dan hari-hari menjelang tahun baru ngebuat gue inget sama dia. Lucu, terkadang manusia akan teringat pada seseorang tetapi bukan karena dia masih memiliki perasaan yang tertinggal tetapi merindukan momen tersebut. Mungkin itulah kata-kata yang pas gue jabarkan untuk keberadaan dia.
Akan semakin lucu jika rutinitas ngobrolnya cuman setiap malam tahun baru, kalau kayak gitu julukan yang gue beri ke dia sangatlah pas 'New Years Man' atau 'Pemuda Tahun Baru'


- Copyright © Iam MDLovers - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -